Judul : Happiness Inside
Penulis : Gobind Vashdev
Waktu Terbit : November 2012
Waktu Terbit : November 2012
Penerbit :
Noura Books (PT Mizan Publika)
Tebal Halaman: 302 hlm
Ukuran Buku :
14x20cm
Dalam setiap buku terdapat resensi yang menggambarkan keunggulan
dan kelemahan suatu buku, Adapun resensi buku berjudul “Happiness Inside” , yaitu
Gobind Vashdev adalah seorang penulis
yang unik. Ia lahir dan menghabiskan masa kecil hingga remaja nya di Surabaya.
Kemudian ia pindah ke Jakarta dan akhirnya menetap di Bali yang bernama Ubud.
Gobind tidak lulus S1, tetapi sejak kecil ia memiliki ketertarikan yang besar
pada pelajaran yang bersifat informal. Gobind sangat senang menyebut dirinya
sebagai heartworker atau dalam bahasa
Indonesia mempunyai arti “pekerja hati”. Mengapa demikian, hal itu juga
diungkapkan dalam buku ini. Bagi Gobind setiap orang adalah guru, setiap tempat
adalah sekolah, dan setiap jam adalah belajar. Gobind aktif mengikuti kegiatan
yang bersifat sosial sehingga ia dapat menyalurkan kecintaannya terhadap setiap
makhluk hidup. Baginya hidup bukanlah sebuah perlombaan untuk mengumpulkan
sebanyak-banyaknya, tetapi memberi kepada dunia sebelum kita meninggalkannya.
Semua hal yang menjadi prinsip
hidup Gobind tertuang pada bukunya. Penulis menyajikan pengalaman, nilai –
nilai positif dalam hidup, dan memberikan para pembaca pesan dalam bentuk yang
sangat menarik. Ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca, memberi
nilai tambah bagi buku ini. Penulis bertujuan untuk memberi inspirasi bagi
pembaca tentang bagaimana menilai kehidupan. Kehidupan memberikan pilihan –
pilihan, maka begitu juga dengan kebahagiaan. Buku Happiness Inside terdiri dari tiga bab. Ketiga bab tersebut
diurutkan mulai dari mencari kebahagiaan, menggali kebahagiaan, dan sampai pada
akhirnya kita dapat menemukan kebahagiaan. Bagian awal dalam buku ini memaparkan pencarian kebahagiaan . Penulis
menyajikannya dengan menceritakan pengalamannya ditanya oleh seorang wanita
dalam acara talkshow interaktif
disebuah radio swasta Bali. Wanita tersebut bertanya mengapa mendengar acara
–acara tentang kejernihan pikiran serta membaca buku motivasi sangat
menyenangkan akan tetapi sangat sulit untuk dilakukan. Penulis menjawab bahwa
kita bukanlah mencari apa yang seharusnya dilakukan, akan tetapi melakukan
pembenaran dalam kelemahan diri dengan melakukan penyaringan pikiran. Cerita
seorang Socrates menjadi pilihan penulis untuk menjadi contoh kepada pembaca.
Dalam kisahnya Socrates mengingatkan bahwa kita perlu menyaring apa yang kita
sampaikan kepada orang lain.
Pertama merupakan kebenaran, kedua
kebaikan, dan yang ketiga kegunaan. Jadikanlah ketiga hal tersebut hal yang
positif, jika sulit bagi kita berpikir positif itu bukan kejadian diluar atau
orang lain yang menyebabkannya melainkan diri kita sendiri. Sub bab kedua
penulis menceritakan pengalamanya dengan semut dan ulat yang bertujuan mengingatkan
kita bahwa setiap makhluk hidup mempunyai fungsi di alam semesta ini. Seperti
ulat yang menggemburkan tanah sehingga kita tidak perlu marah apabila seekor
ulat memakan buah di ladang kita. Dalam sub judul ketiganya penulis menerapkan
prinsip yaitu setiap waktu adalah belajar . Masa dimana manusia belajar paling
banyak pastilah masa anak – anak. Anak – anak mempunyai sikap mental yang luar
biasa. Fantasi mereka jauh melampaui logikanya. Dan mental seperti anak – anak
lah yang bepikir secara sederhana yang penulis ingin sampaikan kepada pembaca.
Sikap ini dapat dianalogikan sepertinya menuang air dari botol ke dalam gelas
yang memiliki tiga syarat agar dapat terpenuhi yaitu terbuka, kosong, dan yang
tak kalah penting adalah gelas tersebut harus lebih rendah daripada botol yang
mengisinya. Begitulah penulis menganalogikan belajar seperti seperti anak -
anak bagaikan menuang air dari botol kedalam gelas. Bersikap rendah hati,
menyadari bahwa masih banyak kekurangan adalah satu syarat penting dalam
belajar.
Begitu pun anak – anak yang
menyadari kalau dirinya tidak lebih berpengalaman dibandingkan orang dewasa.
Anak – anak selalu mengganggap orang tua lebih tau dari dirinya. Dalam buku ini
penulis juga menuliskan bahwa setiap orang adalah guru kita. Pernyataan ini di
dukung oleh kutipan kata – kata dari seorang penyair besar dari Lebanon yang
menulis “Aku belajar diam dari yang cerewet, toleransi dari yang tidak toleran
dan kebaikan dari yang jahat. Namun anehnya, aku tidak pernah merasa berterima
kasih kepada guru – guruku ini”. Buku Happiness
Inside sangatlah menarik karena penulis berhasil menginspirasi dan membuat
para pembaca berpikir ulang tentang arti kebahagiaan. Pada akhir dari setiap
sub bab penulis mengutipnya dalam satu kalimat indah yang dapat memotivasi dan
menekankan kembali apa kesimpulan dari kisah tersebut. Sebagai seorang pembaca
wanita saya cukup berbangga kepada novel ini yang menuliskan pentingnya belajar
dari wanita terutama dalam menghadapi stres. Penulis berpendapat terdapat tiga
hal yang dipergunakan oleh wanita dalam menghadapi stres. Berbagi cerita merupakan
cara pertama yang akan dilakukan seorang wanita dalam menghadapi masalahnya.
Wanita berbicara tanpa mengharapkan solusi, mereka berbicara untuk melepaskan
apa yang dirasakan dalam dirinya dan hal inilah yang menjadikan wanita lebih
ringan dalam menjalani hidupnya. Kedua adalah menangis, wanita mengeluarkan
emosinya dengan cara menangis sedangkan hal ini dianggap tabu bagi sebagian
besar pria. Terakhir yaitu pelukan, penelitian membuktikan bahwa pelukan akan
merangsang hormone oxytocin (sebuah
hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian) yang baik untuk
jantung dan pikiran. Begitulah penulis menyarankan agar para pembaca belajar
melalui perempuan dalam mengahapi tekanan. Bagian satu yang berjudul mencari
kebahagiaan lebih banyak membahas bahwa kita harus banyak belajar, memahami
tubuh kita, bersabar, menasehati dengan bijak, bagaimana sebaiknya kita
menghadapi masalah, mengenali diri dengan baik, yang terakhir yaitu fokus dalam
diri sendiri dan fokus terhadap apa yang dapat kita berikan, kita tidak takut
persaingan.
Serta menyadari bahwa setiap
individu mempunyai kepribadian masing – masing yang unik.
Pada bagian dua buku ini kita diajak untuk masuk lebih
dalam pada proses memperoleh kebahagiaan, yaitu dengan cara menggali
kebahagiaan. Terdapat kisah menarik pada pembukaan bab dua buku ini, penulis
berbagi cerita mengenai seorang buta yang jatuh ke sumur. Seseorang yang
kebetulan lewat disana merasa kasihan melihat keadaan orang buta yang
menyedihkan itu, ia menawarkan bantuan untuk menarik orang buta tersebut keluar
dari sumur. Kemudian ia melemparkan seutas tali yang panjang ke dalam sumur dan
menyuruh orang buta itu untuk memeganggnya agar dapat menariknya keluar. Akan
tetapi orang buta tersebtu tidak langsung memegang tali itu tetapi malah
mengajak sang penolong berdebat panjang lebar. Banyak pertanyaan yang
dilontarkan si buta kepada sang penolong sehingga omong kosong tersebut membuat
kesabaran penolong yang baik hati itu habis dan memutuskan pergi meninggalkan
orang buat tersebut. Kisah ini dikemas dengan singkat yang ditujukan kepada
kita bagaimana seseorang mau melakukan sesuatu diluar kerangka pikirannya untuk
mencapai sesuatu yang lebih indah. Dalam menggali kebahagiaan penulis banyak memberikan referensi kisah –
kisah yang memotivasi diri kita dan kemana fokus hidup kita. Terdapat 11
(sebelas) sub bab pada bagian ini, diantaranya pertanyaan filsafat, hidup
bukanlah perlombaan, see on beauty, perjalanan hati, keyakinan adalah penjara,
rahasia yang tersembunyi pada air, sukses tidak punya aturan, no complain day, hidup ditentukan kemana
fokus anda, enjoy your life, dan yang
terakhir tiga obor dunia.
Bagian ini lebih banyak memfokuskan
pada elemen – elemen yang berada dari luar diri kita. Dengan kata lain
kebahagiaan juga ditemukan dari lingkungan sekitar kita. Hal ini juga berperan
dianggap penting karena penulis ingin menyampaikan bahwa kebahagiaan tidak
melulu soal materi melainkan bagaimana kita dapat melihat serta mensyukuri apa
yang sudah kita dapatkan dalam hidup ini. Seperti kisah seorang nelayan dan
seorang usahawan karya Anthony de Mello yang disampaikan di halaman 106 buku
ini, dalam kisah ini diceritakan ada seorang usahawan yang bertemu seorang
nelayan yang sedang santai duduk di pinggir pantai dan terlihat sangat menikmati
suasana. Kemudian usahawan bertanya “mengapa engkau tidak pergi untuk menangkap
ikan ?”. “Karena ikan yang kutangkap telah menghasilkan banyak uang untuk makan
hari ini,” jawab si nelayan. “Kenapa engkau tidak menangkap ikan lebih banyak
lagi dari yang engkau perlukan?” tanya sang usahawan. “Untuk apa ?” tanya
nelayan. Sang usahawan pun menjawab “Engkau akan dapat mendapat uang yang lebih
banyak dan dengan uang itu engkau dapat membeli jala yang lebih besar sehingga
tangkapanmu lebih banyak, lalu engkau mendapatkan banyak uang sehingga dapat
membeli perahu motor. Dengan perahu motor tersebut engkau dapat melaut lebih
jauh dan akan mendapatkan ikan yang lebih banyak lagi.. Nah setelah uangmu
cukup kau pun akan kaya seperti aku” “Selanjutnya aku mesti berbuat apa ?”
tanya si nelayan. “Selanjutnya kau dapat beristirahat dan menikmati hidup” kata
si pengusaha. “Menurutmu sekarang ini aku sedang berbuat apa ” kata si nelayan
puas. Sebuah kisah inspriratif yang telah penulis sampaikan kepada pembacanya
agar buku Happiness Inside lebih menyenangkan untuk dibaca dan mudah di
cerna. Buku ini telah banyak mendapat banyak pujian dari orang – orang terkenal
yang diantaranya juga merupakan penulis buku. Salah satunya adalah seorang
motivator wanita yang juga seorang miliarder muda Merry Riana, ia memuji dengan
mengatakan “Buku ini penting bagi Anda yang menginginkan kehidupan yang penuh
kesuksesan, ketenteraman, dan kebahagiaan lahir dan batin.” Saya setuju dengan
pernyataan tersebut karena setelah membaca buku Happines Inside kita akan mampu melihat kebahagiaan dari sisi lain
dan menyadari bahwa tidak ada batasan untuk seseorang merasa bahagia.
Dengan kata – kata mutiara, kisah
yang jenaka, memberikan nilai tambah tersendiri untuk buku ini. Penulis
berusaha keras meyakinkan pembacanya agar kita mampu berpikir positif. Adapun
kepercayaan penulis yang merupakaan penganut ajaran Hindu tidak membuat buku
ini hanya dapat dilihat dari satu kepercayaan. Apabila penulis menyajikan
sebuah prinsip, penulis tidak hanya melihat dari satu kepercayaan saja. Sebagai
contoh pada sub bab Rahasia yang Tersembunyi pada Air, penulis menjabarkan
manfaat air dari setiap kepercayaan. Penulis menyebutkan kaum Hindu mempercayai
air Sungai Gangga adalah air yang suci, umat Kristiani dengan air Lourdes-nya
dan kaum Muslim dengan air Zam – Zam serta penggunaan air wudhu umat Islam
sebelum melaksanakan sholat.
Sukses dan kebahagiaan menjadi prioritas dalam hidup
kita. Sukses sering kali di konotasikan denga pencapaian materi, misalnya rumah
besar, mobil mewah, karir yang cepat naik, serta sejumlah deposito, dan lain
sebagainya. Namun dalam buku ini kita dituntun melihat sukses dan kebahagiaan
dengan kacamata yang tidak biasa. Sukses sifatnya sangatlah pribadi, kita semua
dapat sukses dengan “positif” dan pandangan tidak biasa dalam buku ini adalah
penulis juga memberi pesan bahwa kita dapat sukses dengan memilik factor
“negatif” di dalam diri. Sifat – sifat negatif yang ada di dalam diri kita
tidak akan menjadi penghalang usaha kita untuk meraih sukses. Karena yang
terpenting adalah bagaimana kita dapat belajar mencintai, menerima, dan
memanfaatkannya. Adapun kenegatifan dalam diri kita dapat dibuat menjadi lahan
untuk mendapatkan nilai tambah suatu kesuksesan. Contoh kita yang sulit bangun di pagi hari
dapat mencari pekerjaan dengan jam kerja di malam hari yang kemungkinan akan
dibayar lebih tinggi.
Jika kenegatifan kita suka melahap
makanan – makanan yang lezat saja maka carilah pekerjaan sebagai koki atau
tulislah buku tentang tempat – tempat makan yang terbaik dan lezat di kota.
Atau jika sesuatu yang negatif dalam diri kita adalah suka menonton film,
jadilah kritikus film. Jika belum menemukan pekerjaan seputar kenegatifan kita,
pikirkanlah sesuatu yang kreatif, sesuatu yang belum terpikir oleh orang lain. Di
dalam setiap hal yang positif maupun negatif, selalu tersimpan asset yang luar
biasa yang selalu menanti untuk ditemukan. Misteri kehidupan ini tidak di mana
– mana, akan tetapi tersembunyi dalam sifat kita masing – masing. Penulis
mengutipnya dalam sebuah kata – kata menarik “Sukses dapat menghampiri mereka
yang optimis, juga menyapa yang pesimis, sukses dapat berlabuh pada seseorang
yang cekatan dank eras, tetapi sukses juga mendarat pada para sahabat yang
lambat dan fleksibel.” Buku ini dapat memotivasi pembacanya tanpa pandang bulu,
kita dapat mencerna pesan yang disampaikan penulis sesuai dengan pribadi kita
masing – masing. Penulis tidak hanya menuliskan pengalaman pribadinya ke dalam
buku, tetapi juga pengalaman salah seorang sahabatnya yang berprofesi sebagai
seorang pemandu wisata atau guide. Pada
hari itu sahabatnya terlihat sangat
tenang dan banyak senyum, sehingga rasa penasaran menghantui penulis. Penulis
bertanya kepada sahabatnya apa rahasia yang membuat sahabatnya terlihat senang
sekali.
Sahabatnya pun menceritakannya
kalau dia baru saja mengantar sepasang suami istri yang usianya sepantar dengan
kakek neneknya. Selama tiga hari berkeliling pulau Bali pasangan ini selalu
bergembira apapun yang terjadi, jika jalanan macet mereka berkomentar positif,
begitu juga jika jalanan lancar, hari yang panas ataupun hujan senyum selalu
menempel di wajah mereka. Ketika turis lain marah karena merasa tertipu sewaktu
sadar membeli barang dengan harga yang jauh lebih tinggi dari pada harga
wajarnya, mereka malah berterima kasih. Perilaku sepasang suami istri ini
memancing rasa penasaran sahabat penulis untuk menguak rahasia kakek nenek
tersebut. Ternyata rahasia tersebut sangatlah sederhana, mereka berkomitmen
untuk tidak mengeluh pada apa pun yang terjadi. Kisah sepasang suami istri
kakek nenek inilah yang juga menjadi inspirasi sang penulis untuk memasukkannya
ke dalam salah satu cerita inspiratif bukunya yang terdapat pada sub bab No Complain Day bab Menggali
Kebahagiaan. Tiba di bab ketiga penulis menuntun kita untuk semakin berpikir
tentang bagaimana cara menemukan kebahagiaan. Banyak kelebihan yang tersaji dalam buku ini, mulai dari fisik buku yang nyaman untuk di pegang sampai isi dari buku tersebut yang banyak memberikan pelajaran bagi pembacanya. Buku Happiness Inside dapat membuat pembacanya berpikir bagaimana cara menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar