Rabu, 01 Februari 2017

MANAJEMEN KONTROL PROGRAM

Testing Program 1
·         Integration Testing
1. Top-down test
2. Bottom-up test
3. Regression test
·         Kapan dan contoh integration testing dilakukan top-down test ?

1.      Top-Down, strategi ini digunakan jika, modul level atas (high-level modules) dibuat (coding), di test, dan diintegrasikan sebelum modul level bawah (low-level modules). Keuntungannya adalah kesalahan pada modul level atas dapat teridentifikasi lebih dini, kerugiannya adalah pada saat uji coba program akan menemui kesulitan ketika modul level bawah menemukan kesalahan fungsi input-output yang sangat sulit.

2.    Bottom up, strategi ini digunakan jika, modul level bawah di buat (coding), di test, dan diintegrasikan sebelum modul level atas di buat. Keuntungannya adalah modul level rendah yang merupakan operasi yang paling sulit di implementasikan dan diuji terlebih dahulu. Kerugiannya adalah pendekatan ini sangat sulit untuk di teliti seluruh operasinya, sebelum programnya selesai dibuat.

3.      Regression Testing mencakup pengujian ulang terhadap unit, component, proses, atau keseluruhan aplikasi setelah perbaikan suatu kesalahan dilakukan.Regression Testing memastikan permasalahan yang terjadi telah ditanggulangi, dan tidak terdapat permasalahan baru yang timbul sebagai efek perbaikan tersebut. Selain itu, tahap ini tidak hanya berguna untuk melakukan pengujian aplikasi, tetapi dapat juga digunakan untuk melakukan pemantauan kualitas dari output yang dihasilkan. Sebagai contoh, Regression Testing memantau ukuran file, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu tes, waktu yangdibutuhkanuntukmelakukankompilasi,danlainsebagainya.

Integration Testing top-down
1.     Validasi arsitektural. Pengujian Top-Down lebih mungkin menemukan eror pada arsitektur sistem dan perancangan tingkat tinggi pada tahap awal proses pengembangan. Karena eror ini biasanya merupakan eror strukural, deteksi awal berarti eror tersebut dapat diperbaiki tanpa biaya tidak layak. Demonstrasi sistem. Dengan pengembangan Top-Down, sistem yang dapat dipakai dan terbatas tersedia pada tahap awal pengembangan. Ini merupakan dorongan psikologi yang penting bagi yang terlibat dalam pengembangan sistem. Validasi sistem dapat dimulai secara dini pada proses pengujian karena sistem yang dapat didemonstrasikan dapat disediakan bagi user. Implementasi uji. Pengujian Top-Down yang ketat sulit diimplementasi karena stub program ini mungkin berupa versi sederhana komponen yang dibutuhkan atau dapat meminta penguji untuk memasukkan nilai yang sesuai atau untuk mensimulasi kerja komponen. 
    Pengamatan uji. Baik baik pengujian bottom-up maupun top-down dapat memiliki masalah dengan pengamatan uji. Pada banyak sistem, tingkat-tingkat sistem yang lebih tinggi yang diimplementasikan pada awal proses top-down tidak menghasilkan hasil uji.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar