Testing Program 1
·
Integration Testing
1. Top-down test
2. Bottom-up test
3. Regression test
1. Top-down test
2. Bottom-up test
3. Regression test
·
Kapan dan contoh integration
testing dilakukan top-down test ?
1. Top-Down, strategi
ini digunakan jika, modul level atas (high-level modules) dibuat (coding), di test,
dan diintegrasikan sebelum modul level bawah (low-level modules). Keuntungannya
adalah kesalahan pada modul level atas dapat teridentifikasi lebih dini,
kerugiannya adalah pada saat uji coba program akan menemui kesulitan ketika
modul level bawah menemukan kesalahan fungsi input-output yang sangat sulit.
2. Bottom up, strategi
ini digunakan jika, modul level bawah di buat (coding), di test, dan
diintegrasikan sebelum modul level atas di buat. Keuntungannya adalah modul
level rendah yang merupakan operasi yang paling sulit di implementasikan dan
diuji terlebih dahulu. Kerugiannya adalah pendekatan ini sangat sulit untuk di
teliti seluruh operasinya, sebelum programnya selesai dibuat.
3. Regression Testing
mencakup pengujian ulang terhadap unit, component, proses, atau keseluruhan
aplikasi setelah perbaikan suatu kesalahan dilakukan.Regression Testing
memastikan permasalahan yang terjadi telah ditanggulangi, dan tidak terdapat
permasalahan baru yang timbul sebagai efek perbaikan tersebut. Selain itu,
tahap ini tidak hanya berguna untuk melakukan pengujian aplikasi, tetapi dapat
juga digunakan untuk melakukan pemantauan kualitas dari output yang dihasilkan.
Sebagai contoh, Regression Testing memantau ukuran file, waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan suatu tes, waktu
yangdibutuhkanuntukmelakukankompilasi,danlainsebagainya.
Integration
Testing top-down
1. Validasi
arsitektural. Pengujian Top-Down lebih mungkin menemukan eror pada arsitektur
sistem dan perancangan tingkat tinggi pada tahap awal proses pengembangan. Karena
eror ini biasanya merupakan eror strukural, deteksi awal berarti eror tersebut
dapat diperbaiki tanpa biaya tidak layak. Demonstrasi
sistem. Dengan pengembangan Top-Down, sistem yang dapat dipakai dan terbatas
tersedia pada tahap awal pengembangan. Ini merupakan dorongan psikologi yang
penting bagi yang terlibat dalam pengembangan sistem. Validasi sistem dapat
dimulai secara dini pada proses pengujian karena sistem yang dapat
didemonstrasikan dapat disediakan bagi user. Implementasi
uji. Pengujian Top-Down yang ketat sulit diimplementasi karena stub program ini
mungkin berupa versi sederhana komponen yang dibutuhkan atau dapat meminta
penguji untuk memasukkan nilai yang sesuai atau untuk mensimulasi kerja
komponen.
Pengamatan
uji. Baik baik pengujian bottom-up maupun top-down dapat memiliki masalah
dengan pengamatan uji. Pada banyak sistem, tingkat-tingkat sistem yang lebih
tinggi yang diimplementasikan pada awal proses top-down tidak menghasilkan
hasil uji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar